Jumat, 27 Januari 2017

Sebuah Perbedaan

Edit Posted by with 2 comments
Haay gaezz..aku Ada cerpen nihhh yg judulnya "Sebuah Perbedaan" dari judulnya ajh dah baguss apalagi cerpennyaa yhaa😊??
Bacaa yaa gaezz...

      Sebuah Perbedaan

 Hasil gambar untuk sebuah perbedaan

   "An, kayaknya hubungan kits harus berakhir sampai disini." kata Sinta pada Andi sore itu. Andi diam, mencoba mengerti kata-kata Sinta. Dia berusaha mengoreksi dirinya. Mungkin Dia telah berbuat kesalahan. Tapi, penat ia berfikir, Dia tak juga menemukan keganjalan pada dirinya yang memungkinkan Sinta minta putus.
     "Sin, sekarang tolong Bantu aku. Katakan apa salahku sama kamu sehingga kamu ingin mengakhiri hubungan kita."kata Andi.
     " Kamu nggak punya salah apa-apa An, dan sebenarnya  aku sendiripun nggak menginginkan hubungan kita berakhir. Keadaan telah memaksaku untuk harus meninggalkanmu."
     Kemudian Sinta mulai menjelaskan
     "An, Ibu Yang selama ini membesarkanku ternyata Dia bukan Ibu Kandungku. Dia hanyalah seorang Ibu Yang tidak mempunyai seorang anak, Kemudian Dia mengambilku dark panti asuhan. Kemudian, kemarin Ibu baru saja bilang sama aku, bahwa Dia tidak menyukaimu. Dia tidak merestui hubungan kita. Meskipun Dia tahu, aku sangat mencintaimu Tapi Dia tetap memaksaku until mengakhiri hubungan kita ini."
     "Dan kamu tidak bisa menolak keinginan Ibu mu kan? "
     " Ku kira Kau dapat mengerti itu An. Aku nggak tau harus berbuat apa lagi. Dia seorang Ibu Yang sangat berjasa bagiku dan aku..."
     "Sudah Sinta, aku Sudah mengerti. Memang selamanya kita tidak dapat bersatu. Agama kita juga bedakan. Salah kita sendiri, mengapa dulu kita memaksakan diri until menjalin Sebuah hubungan cinta Yang jelas tidak dapat bersatu."
     "An, Tapi aku Alan tetap mencintaimu."
     "Apa masih ada gunanya? "
     "An, kenapa kamu mesti ngomong seperti itu."
     Andi tidak menjawab. Keadaan hening tanpa Ada Yang berbicara sepatah katapun.
                            ******
     Beberapa hari kemudian, nampak perubahan pada diri Andi. Sekarang dia kurusan, matanya cekung, Dan rambunya tidak ditata.
     "Kak, kok Sekarang berubah sih, nggak kayak dulu lagi. Cepat emosional, mabukan, gondrong lagi." ujar Iyan Yang menganggap Andi sebagai kakaknya.
     "Emang dark sononya, aku orangnya udah kayak gini."
     "Enggak, pasti Ada sesuatu yang bikin kakak  jadi kaya' gini. Cerita dong!!"
     Andi pun mulai bercerita tentang kisah cinta nya dengan Sinta Yang kandas. Iyan Yang masih duduk di bangku SMU kelas 1 menikmati Cerita itu Yang dirasakannya begitu tragis.
     "Kisah cinta kalian sebenarnya begitu romantis. Seharusnya tidak Ada Yang memisahkan kalian."
     "Tapi keadaan tlah memisahkan kami, Yan."
     "Emm...kakak masih sayang sama Mbak Sinta?"
     Andi mengangguk
     "Kakak rela enggak jika suatu saat nanti Mbak Sinta jadi milik orang lain??"lanjut Iyan.
     Andi tersenyum menatap Iyan
     "Cinta kan nggak harus memiliki Iyan, jadi misalnya Sinta jadi milik orang lain yaa...."
     "Sebenarnya kakak nggak rela kan!!"
   
                         ******
     Meskipun telah lama Andi dan Sinta berpisah, tapi ternyata dalam diri mereka masih tetap menjaga cinta do hati mereka masing-masing. Andi masih setia mencintai Sinta, begitu juga sebaliknya.
     Suatu hari do Mall, tanpa sengaja Andi bertemu Sinta dengan seorang cowok menemaninya. Hati Andi panas. Tapi rasa itu hilang menjadi sebuah rasa iba ketika Andi melihat sorot mata Sinta. Kemudian mereka pun memutuskan untuk saling ngobrol.
     "Gimana kabar kamu??" Andi memulai percakapan. Sinta malah menanggis. Dia Sekarang juga nampak kurus. Tapi, wajah manisnya tetap tidak hilang apalagi dia memakai jilbab.
     "Cowok tadi pacarmu? " tanya Andi. Sinta menggeleng. Andi menarik nafas. Ternyata cewek disamping nya saat ini sedang membutuhkan suatu ketenangan. Kemudian, Andi pun merangkul dalam pelukannya.

                             *****
     Sejak pertemuan itu, mereka tidak pernah bertemu lagi. Hingga pada suatu hari..
     "Sinta. "Andi kaget, do rumahnya Dia dapati Sinta yang sedag menunggunya.
     "An...."kata Sinta seraya mengulurkan Sebuah undangan. Dengan was-was Andi membuka undangan.
     "Pasti ini undangan perkawinan." batinnya. Tapi, setelah dibaca ternyata isinya...
     Sinta tersenyum diikuti Andi.
     "Apaan nih..."
     "Ternyata Ibu mulai dapat mengerti akan article Sebuah cinta, dan dia mau merestui hubungan kita." Kata Sinta ceria.
     Mereka sama-sama bahagia Dan berpelukan.
     "Tapi Sin." Andi melepas pelukannya.
     "Kita tetap tidak dapat hidup bersama Meskipun Ibu merestui."
     "Kenapa??"
     "Kamu lupa? Agama kita berbeda."
     Sinta diam. Kata Andi benar. Mereka tidak Mungkin dapat bersatu jika jalan Yang mereka lalui pun berbeda. Sementara diantara mereka tidak ada orang Yang mau mengalah. Jadi terpaksalah mereka mengandaskan cinta mereka kembali. Hidup sendiri-sendiri lagi karena mereka tidak dapat bersatu.

                      - S E L E S A I -


2 komentar:

  1. bagus kak...aku suka...besok kirim lagi yang baru ya kak...ditunggu lho

    BalasHapus